Modernisasi Militer Bukan Hanya Soal Infrastruktur, tetapi Juga Pendidikan dan Pelatihan Prajurit
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, saat memimpin agenda Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Kodiklat TNI, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/7/2025). Foto: Saum/vel
PARLEMENTARIA, Tangerang Selatan – Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sukamta, menyatakan bahwa lembaga strategis yang bertanggung jawab atas pendidikan, latihan, dan doktrin militer, satu diantaranya Kodiklat TNI, membutuhkan reformasi besar-besaran, baik dari sisi infrastruktur, metode pembelajaran, maupun kesiapan menghadapi transformasi digital militer.
“Kodiklat TNI hari ini masih menggunakan sistem analog, sementara perkembangan peperangan sudah jauh melampaui itu, (misalnya) AI, robotik, drone, sistem balistik. Kalau kita tidak segera beradaptasi, maka kemampuan tempur TNI akan tertinggal,” kata Sukamta saat memimpin agenda Kunjungan Kerja Komisi I DPR RI ke Kodiklat TNI, Kota Tangerang Selatan, Banten, Kamis (17/7/2025).
Sebagai lembaga di bawah Panglima TNI yang membawahi pendidikan lintas matra dan penguatan doktrin gabungan, Kodiklat TNI memiliki peran krusial dalam mencetak prajurit masa depan yang mampu menjawab dinamika medan perang modern. Namun, kondisi terkini menunjukkan bahwa sistem pengajaran dan peralatan latihan masih belum memenuhi kebutuhan era teknologi militer terkini.
Sebab itu, Sukamta menilai modernisasi tidak hanya mencakup pembaruan perangkat keras, akan tetapi juga menyangkut konsep pendidikan dan pelatihan. Ia menekankan pentingnya pengembangan smart class, penguasaan sistem kendali canggih, hingga integrasi simulasi tempur berbasis digital.
“Transformasi ini harus menyentuh cara berpikir, kurikulum, dan kesiapan teknologi. Tapi jangan juga melupakan penguasaan dasar. Dalam situasi darurat tanpa sinyal, radar mati, listrik padam, prajurit harus tetap bisa bertempur. Jadi teknologi tidak boleh menjadikan mereka bergantung sepenuhnya pada sistem digital,” ujar Politisi Fraksi PKS ini.
Di sisi lain, Kodiklat TNI saat ini juga sedang menghadapi tantangan logistik besar, menyusul rencana pemindahan sejumlah sekolah dari Magelang ke Banten. Proses ini tidak hanya membutuhkan pembangunan ruang kelas dan fasilitas baru, tetapi juga penyesuaian terhadap sistem pelatihan dan integrasi teknologi.
“Perpindahan itu butuh penataan ulang, mulai dari sarana, infrastruktur, personel hingga sistem belajar mengajarnya. Semua itu harus diselaraskan dengan kebutuhan masa depan, bukan sekadar pemindahan fisik,” tanggap Sukamta.
Oleh karena itu, ia menegaskan bahwa Komisi I DPR RI akan terus mengawal dan memberi dukungan terhadap percepatan modernisasi Kodiklat TNI, terutama dalam pembahasan program dan anggaran. Harapannya, modernisasi ini bisa menghasilkan sumber daya manusia TNI yang unggul, adaptif, dan relevan dengan konteks peperangan masa depan.
“Pendidikan adalah jantung TNI. Kalau jantungnya kuat dan modern, maka keseluruhan tubuh TNI akan lebih tangguh menghadapi ancaman masa depan,” tutupnya. (um/rdn)